Perbedaan Proses Terjadinya Gempa Vulkanik dan Tektonik
Ilustrasi gempa bumi (unsplash)

Bagikan:

Salah satu bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia adalah gempa bumi. Ini merupakan fenomena alam yang bisa memberikan dampak kerugian yang besar, baik harta maupun nyawa.

Dalam beberapa kasus, gempa bumi bahkan dapat menyebabkan bencana alam yang lain, misalnya tsunami. Tak heran jika masyarakat pesisiran merasa khawatir ketika terjadi gempa bumi dengan kekuatan cukup besar.

Gempa sebenarnya merupakan fenomena yang wajar karena bagian dalam perut bumi terus bergerak atau aktif. Jenis-jenis gempa bumi yang bisa terjadi ada cukup banyak, namun yang umum terjadi di Indonesia adalah gempa vulkanik dan gempa tektonik.

Gempa tektonik dan gempa vulkanik memiliki proses terjadi atau sebab yang berbeda. Keduanya sama-sama disebabkan pergerakan yang ada di dalam perut bumi, namun tetap memiliki perbedaan.

Perbedaan Proses Terjadinya Gempa Vulkanik dan Tektonik

1.      Gempa Tektonik

Gempa tektonik menjadi jenis gempa yang paling umum terjadi di dunia. Proses terjadinya gempa ini adalah saling terbenturnya atau bergesernya lempengan bumi. Ini memberikan efek getaran pada permukaan bumi, maka hal tersebutlah yang disebut gempa.

2.      Gempa Vulkanik

Gempat tektonik sedikit berbeda dengan gempa vulkanik. Proses terjadinya gempa vulkanik disebabkan oleh pergerakan atau aktivitas magma yang ada di dalam gunung berapi. Dengan kata lain, gempa vulkanik adalah gempa karena gunung berapi.

Gempa jenis ini bisa dirasakan di daerah-daerah yang lokasinya berdekatan dengan gunung berapi. Sebelum gunung berapi memuntahkan isi perutnya, terjadi pergerakan magma di dalam.

Hal tersebut menimbulkan getaran yang bisa dirasakan di permukaan bumi. Kekuatannya tak selalu besar. Getaran juga terjadi saat gunung berapi mengalami erupsi, kekuatannya juga tak menentu. 

Ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!