Saat ini pandemi COVID-19 masih terjadi, termasuk di Indonesia, tetapi PT Indosat Tbk. (ISAT) menjajaki penjualan menara sebanyak 4.000 unit. Hal tersebut dilakukan demi meningkatkan kinerja perseroan ISAT tahun ini.
Jika penjualan menara jadi terlaksana, ini bukan kali pertama ISAT menjual menaranya. Pada 2019 mereka juga menjual menara. Menurut Natasha Nababan, Chief Legal & Regulatory Officer yang juga Plt. Corporate Secretary Indosat, saat ini pihak manajemen perusahaan masih dalam tahap awal penjajakan transaksi.
"Namun apabila transaksi terjadi, maka transaksi tersebut dapat menjadi transaksi material di bawah peraturan OJK yang berlaku," terangnya, 22 Februari, dikutip dari keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pada rencana penjualan kali ini, belum dijelaskan soal pihak-pihak yang menjadi calon pembeli serta proyeksi nilai transaksinya.
Tahun 2019 Indosat menjual 3.100 menara
Pada 2019 Indosat Ooredoo menjual sebanyak 3.100 unit menara kepada PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dan PT Protelindo. Tercatat, 2.100 menara dilepas kepada Mitratel, anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).
BACA JUGA:
Sisanya (1.000 unit), dilepas kepada Protelindo, anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR). Penjualan 3.100 menara waktu itu menghasilkan nilai transaksi sebesar Rp6,39 triliun.
Manajemen memang mengatakan bahwa rencana penjualan menara kali ini masih tahap awal penjajakan transaksi, tetapi kabar soal penjualan 4.000 menara milik perusahaan teknologi ini telah lebih dahulu beredar.
Ketika itu, Heru Sutadi, Direktur Indonesia ICT Institute, memperkirakan rencana tersebut akan mendapatkan respons positif dari pasar atau market.
"Jika Indosat kembali melakukan aksi monetisasi menaranya seperti tahun 2019, maka pasar akan merespons positif meskipun saat ini masih dalam kondisi pandemi. Bahkan, harga per menaranya juga diperkirakan bisa lebih tinggi dibanding sebelumnya," terang Heru, Selasa, 9 Februari, dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan, rencana lelang menara akan mendapatkan respons dari sejumlah pemain besar di sektor menara, seperti PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) melalui Protelindo, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) yang merupakan anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG), dan PT Centratama Telekomunikasi (CENT).
Penjualan menara dan era 5G
Heru menjelaskan, harga jual menara-menara itu bisa naik signifikan karena aset yang dijual punya kualitas yang baik. Ia mengatakan, ini bisa menjadi modal perseroan untuk meningkatkan kinerja pada 2021.
"Ini akan menjadi modal tambahan bagi Indosat untuk menuju era 5G karena makin agile dan kompetitif," katanya.
Apalagi, kata Heru, saat ini seluruh operator seluler sedang berlomba menerapkan layanan 5G yang kemudian memacu permintaan layanan data sehingga permintaan terhadap menara telekomunikasi juga terus bertumbuh.