Bagikan:

JAKARTA - Amazon.com mengumumkan pada Rabu 2 April, bahwa mereka akan meluncurkan 27 satelit pertama untuk jaringan internet Project Kuiper pada minggu depan. Ini menjadi tonggak penting dalam ambisi perusahaan untuk menciptakan konstelasi satelit besar yang akan menyaingi Starlink milik Elon Musk.

Dalam pernyataannya, Amazon mengatakan bahwa misi "Kuiper Atlas 1" akan diluncurkan pada 9 April pukul 12 siang EDT (16.00 GMT) dari Cape Canaveral Space Force Station di Florida.

Amazon merancang Kuiper sebagai jaringan berbasis satelit di orbit rendah Bumi, dengan lebih dari 3.000 satelit untuk menyediakan internet berkecepatan tinggi secara global. Proyek ini bertujuan untuk menjadi pesaing utama Starlink, yang saat ini telah meluncurkan sekitar 8.000 satelit dan memiliki lebih dari 5 juta pengguna di 125 negara.

Peluncuran ini akan menggunakan roket Atlas 5, yang merupakan hasil kerja sama antara Boeing dan Lockheed Martin dalam konsorsium United Launch Alliance (ULA). Kesepakatan multi-peluncuran dengan ULA ini pertama kali ditandatangani oleh Amazon pada tahun 2022.

Amazon Siap Menggebrak Pasar Internet Satelit

Rajeev Badyal, Wakil Presiden Kuiper Amazon, mengatakan bahwa perusahaan telah melakukan berbagai uji coba ekstensif di darat untuk memastikan kesiapan satelit sebelum peluncuran ini.

"Kami telah melakukan banyak pengujian di darat, tetapi ada beberapa hal yang hanya bisa dipelajari di luar angkasa. Ini akan menjadi penerbangan pertama dengan desain satelit final kami dan pertama kalinya kami meluncurkan begitu banyak satelit sekaligus," ujar Badyal, dikutip VOI dari Reuters.

Ia juga menambahkan bahwa peluncuran ini hanyalah awal dari perjalanan panjang, dan Amazon telah memiliki semua elemen yang diperlukan untuk terus berkembang serta melakukan peluncuran berikutnya di tahun-tahun mendatang.

Investasi Besar Amazon di Project Kuiper

Amazon pertama kali mengumumkan Project Kuiper pada tahun 2019, dengan rencana investasi senilai 10 miliar dolar AS (Rp165,6 triliun) untuk pengembangannya. Menariknya, proyek ini dimulai setelah Amazon merekrut tim insinyur yang sebelumnya memimpin Starlink, sebelum mereka diberhentikan oleh Elon Musk pada tahun sebelumnya.

Meski Amazon terlambat memulai dibandingkan SpaceX, perusahaan ini percaya bahwa pengalaman luasnya di bidang layanan cloud dan produk konsumen akan menjadi keunggulan kompetitif dalam menarik pelanggan Kuiper dan memproduksi terminal pengguna secara massal.

Sebagai bagian dari persiapannya, Amazon pada 2022 telah memesan 83 peluncuran roket dari ULA, perusahaan luar angkasa Arianespace Prancis, dan Blue Origin milik pendiri Amazon, Jeff Bezos. Kesepakatan ini menjadi kontrak peluncuran terbesar dalam sejarah industri luar angkasa.

Pada 2023, Amazon berhasil meluncurkan dua satelit prototipe Kuiper untuk uji coba, yang mereka sebut sukses. Kini, dengan peluncuran 27 satelit pertama ini, Amazon semakin mendekati kompetisi ketat dengan Starlink dalam dominasi internet satelit global.