Bagikan:

JAKARTA – Aplikasi media sosial China, RedNote, menjadi sorotan setelah lebih dari setengah juta pengguna TikTok baru-baru ini bergabung dengan platform tersebut. Langkah ini sebagai bentuk protes terhadap kemungkinan larangan TikTok di Amerika Serikat yang semakin dekat.

Dikenal di China dengan nama "Xiaohongshu," platform ini adalah aplikasi gaya hidup populer di mana pengguna mendokumentasikan kehidupan mereka dan membagikan rekomendasi.

RedNote sering dianggap sebagai adaptasi lokal dari Instagram di China. Nama China-nya, Xiaohongshu, yang berarti "Buku Merah Kecil," merujuk pada kumpulan kutipan dari pemimpin Komunis China, Mao Zedong.

Aplikasi itu kini menjadi mesin pencari utama di China untuk rekomendasi. Topik paling populer mencakup kecantikan, mode, perjalanan, dan kuliner. Penggunanya di China kebanyakan adalah perempuan muda.

Antarmuka RedNote berbeda dari TikTok atau Instagram. Aplikasi ini menampilkan banyak unggahan sekaligus, baik berupa video, foto, atau teks panjang. Pengguna bisa berdiskusi, berbagi unggahan, melakukan panggilan, hingga membeli produk. RedNote juga tengah fokus mengembangkan fitur penjualan melalui siaran langsung.

Menurut laporan media China, pada tahun 2023, aplikasi ini memiliki lebih dari 300 juta pengguna aktif bulanan.

Pemilik RedNote

Aplikasi ini didirikan pada tahun 2013 di Shanghai oleh Miranda Qu, yang kini menjabat sebagai presiden, dan Charlwin Mao, yang menjabat sebagai CEO. Awalnya, aplikasi ini diberi nama "Hong Kong Shopping Guide" dan ditujukan untuk wisatawan China yang mencari rekomendasi di luar daratan China.

RedNote dianggap sebagai kandidat potensial untuk melantai di bursa saham (IPO). Pemegang sahamnya termasuk raksasa teknologi China seperti Alibaba dan Tencent, investor negara Singapura Temasek, serta perusahaan modal ventura GSR Ventures, DST Global, dan GGV Capital.

Menurut daftar orang kaya Hurun di China, Mao memiliki kekayaan pribadi sekitar 18 miliar yuan (Rp39,3 triliun), sementara Qu memiliki kekayaan 12 miliar yuan (Rp26,2 triliun).

Aplikasi ini terutama digunakan oleh masyarakat China. Meskipun pengguna dapat mengganti bahasa aplikasi, sebagian besar kontennya hingga kini berbahasa Mandarin.

Lonjakan pengguna TikTok tampaknya mengejutkan RedNote. Dua sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan perusahaan sedang berusaha keras menemukan cara untuk memoderasi konten berbahasa Inggris dan mengembangkan alat terjemahan Inggris-Mandarin.

RedNote hanya memiliki satu versi aplikasi untuk pasar domestik dan internasional. Hal ini berbeda dengan Tencent yang menjalankan versi domestik dan internasional dari aplikasi WeChat, serta ByteDance yang memiliki TikTok versi domestik bernama Douyin untuk mematuhi aturan moderasi pemerintah China.

Menurut sumber tersebut, perusahaan melihat perhatian mendadak ini sebagai peluang besar untuk mencapai popularitas global seperti TikTok. Namun, hingga kini RedNote belum memberikan komentar resmi.