JAKARTA - Ersya Aurelia mengungkapkan pengalaman baru yang ia rasakan selama proses syuting film Pabrik Gula. Salah satu tantangan terbesar baginya adalah beradaptasi dengan logat Jawa Timur, sesuatu yang belum pernah ia coba sebelumnya.
"Iya. Aku merasa sangat keluar dari zona nyaman tuh di bagian bahasa sih. Karena sebelumnya belum pernah logat Jawa Timur. Dan itu juga yang menurutku bikin lebih ada belajar sesuatu yang baru lagi di sini," kata Ersya Aurelia di kantor VOI.
"Sebelumnya nggak bisa sekarang jadi dikit-dikit udah bisa gitu ya. Terus ya pastinya untuk mencari karakter si buruh ini tuh. Challenge yang membuat aku jadi belajar banyak. Jadi harusnya sih ya. Aku nggak tau, nggak bisa nge-judge diri sendiri. Cuman aku belajar banyak selama berproses dengan teman-teman di sini," lanjutnya.
Tak hanya dari segi bahasa, ia juga belajar memahami gestur dan perilaku seorang buruh. Selain itu, tantangan lain yang dihadapi Ersya adalah perubahan tampilan fisik yang drastis, termasuk kulitnya yang sengaja dibuat lebih gelap.
"Pertama banget aku merasakan pengalaman baru untuk belajar bahasa Jawa Timur. Sekarang jadinya kalau ada orang misal Surabaya lewat terus ngobrol tuh aku jadi ngerti dikit-dikit gitu. Dan itu yang salah satu hal baru. Terus selain itu mungkin belajar gesturnya juga seperti apa seorang buruh," ungkapnya.
"Selain itu aku juga pertama kali kulitku digelapin banget beberapa tahun ke bawah. Sampai makeup-makeup ke muka juga gelap gitu. Nah challenge-nya waktu itu sempat beberapa kali makeup-ku terlihat merah. Jadi kan foundation tuh suka oksidasi ya," ceritanya.
Ia juga membagikan pengalaman unik saat syuting, di mana untuk pertama kalinya ia harus berakting kesurupan.
"Ketika oksidasi jadinya lebih ke merah dibanding ke coklat. Nah itu waktu itu sempat juga beberapa kali kayak touch up di touch up lagi. Terus selain itu kayaknya pertama kali aku kesurupan deh di sebuah film," sambung Ersya Aurelia.
"Pertama kali akting kesurupan. Kesurupan apanya harus nonton. Aku nggak bisa spill. Tapi itu juga menarik. Karena yang memasuki aku juga sosok yang tidak biasa. Iya itu sih kayaknya ya," bebernya.
Lebih lanjut, Ersya mengungkapkan bahwa ia dan para pemain lain tidak memiliki ekspektasi berlebihan terhadap film ini, namun hasilnya justru di luar dugaan mereka. Film Pabrik Gula mendapatkan kesempatan untuk ditayangkan di format IMAX dan 4DX, serta akan menggelar pemutaran perdana di Amerika Serikat.
"Sejujurnya aku sempat ngobrol sama teman-teman cast yang lain. Kita sama sekali tidak ada ekspektasi. Dan bahkan semua yang dilakukan sama Paman Och dan MD disaat ini tuh sangat melampaui ekspektasi kita semua," ujar Ersya.
“Dengan kita tiba-tiba tayang di IMAX, approve for IMAX. Nggak semua film tuh bisa lolos gitu untuk ditayangkan di IMAX. Selain itu juga kita ada 4DX yang kursinya digoyang-goyang ketika nonton. Bahkan kita akan ada premiere ke USA. Itu semua di luar dari ekspektasi kita. Dan aku ngerasa sebagai Ayesha itu aku hanya naik di wahana roller coaster-nya MD. Dan hanya mengikuti seperti apa film Pabrik Gula ini akan dibawa sama mereka gitu," katanya.
Ersya berharap film ini dapat membawa standar baru bagi industri film Indonesia dan menghibur para penonton.
“Jadi nggak ada ekspektasi tapi hanya berharap semoga filmnya akan bisa menunjukkan kualitas film Indonesia seperti apa. Dan juga bisa menghibur masyarakat," pungkasnya.
Kritik Jadi Bensin untuk Berkarya
Ersya Aurelia secara terbuka membagikan pengalaman dan perasaannya terkait rasa insecure yang kerap ia alami, baik dalam kehidupan pribadi maupun saat berkarir sebagai seorang aktris. Tak hanya terkait penampilan fisik, Ersya juga merasakan rasa tidak percaya diri dalam dunia akting, terutama saat harus beradu peran dengan aktor-aktor berpengalaman.
"Banyak sih, banyak banget (yang bikin insecure). Aku hanya wanita normal ya. Seperti kita semua pasti kita semua juga punya insecurity masing-masing. Kadang kalau melihat muka aku sendiri atau melihat badan aku sendiri ada aja yang kurang gitu ya. Jadi ya self love is a journey. Jadi aku merasa setiap hari aku masih belajar bagaimana caranya untuk mencintai diriku seutuhnya dan apa adanya gitu," ujar Ersya Aurelia.
"(Merasa insecure saat syuting) Oh banget lagi. Ya balik lagi nggak cuma masalah fisik ya. Bahkan kita sebagai aktor kan kadang suka insecure tentang performance kita. Terus apakah kita ketika disandingkan dengan aktor-aktor hebat yang lainnya kita bisa mengimbangi mereka. Atau misalnya dapat karakter yang susah. Bisa nggak ya gue meranin, bisa nggak ya gue menunjukkan bahwa gue mampu untuk memerankan peran ini gitu," tuturnya.
Salah satu pengalaman yang sempat mengguncang mentalnya adalah saat ia menerima hujatan karena sebuah adegan dalam sinetron yang ia bintangi. Meskipun adegan tersebut tidak mengandung hal yang berlebihan, banyak warganet yang memberikan komentar negatif tanpa melihat konteks sepenuhnya.
"Tapi mereka memang tidak melihat fullnya. Nah itu sempet tuh lumayan kena mental kayak, kok gini ya orang kok gak berusaha untuk cari tau dulu gitu. Sebelum mereka menghujat sampe bilang. Aku tuh sempat dibilang, oh gini banget ya nerima kerjaan sampe apapun dihalalin, kayak gitu-gitu loh. Terus kayak, oh jadi ini nih yang lolos sensor bla-bla-bla. Ya kayak gitu-gitu lah," lanjut Ersya.
Dari pengalaman tersebut, ia belajar untuk lebih berhati-hati dalam memilih adegan dan memberikan masukan saat produksi.
"Dampak sih lebih ke apa ya, mungkin lebih berhati-hati aja sih dalam misal ada adegan apa, aku tuh jadi lebih kritis juga gitu. Kayak ini kayaknya jangan gini deh gitu kan. Maksudnya lebih ngasih input aja sih, supaya kan ini demi kelanjutan sinetron kita bersama juga, atau project kita bersama, supaya tidak ada masalah yang timbul gitu kan," imbuhnya.
Selain itu, Ersya juga membagikan caranya dalam menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan interaksi dengan penggemar. Meski senang berbagi dengan penggemarnya, ada batasan tertentu yang ia tetap jaga.
"Lebih baik ya kita cegah dari awal gitu, lebih kayak gitu. Dan kalau soal kehidupan pribadi memang aku merasa punya hubungan yang cukup dekat dengan fansku. Dan aku happy banget bisa membagi sebagian besar kehidupanku dan pekerjaanku sama mereka gitu ya," sambungnya.
"Tapi memang hal-hal yang menurutku itu privacy, ya gak akan aku share. Jadi lebih ke memilah aja sih yang mana yang memang bisa jadi konsumsi buat umum, dan yang mana yang memang ini pribadi loh. Jadi gak perlu kok kalian tau gitu, tapi tenang aja pokoknya aku akan berusaha sebaik mungkin untuk tetap memberikan kalian asupan tentang kehidupanku gitu loh," tambah Ersya.
Mengenai cara mengatasi rasa insecure, Ersya mengakui bahwa ia masih suka membaca komentar negatif tentang dirinya, meskipun ia berusaha untuk tidak terlalu mengambil hati.
"Mengatasi rasa insecure. Nah kebetulan aku tuh masih suka bacain hate comments. Karena kepo aja sih sebenarnya kayak apa sih yang orang omongin tentang gue. Tapi ya balik lagi setelah udah baca ya usaha jangan dimasukin ke hati aja sih. Dan kayak menurutku gini, hidup kita hanya kita yang tau. Orang lain di luar sana tuh belum tentu ngerti kenapa kita jadi seperti ini sekarang gitu. Dan mereka gak perlu kita jelasin juga kok satu persatu. Kayak kita gak butuh validasi semua orang juga. Kita nggak bisa juga bikin semua orang suka sama kita. Jadi ya you might as well just be yourself. Geli nggak sih gue ngomong kayak gitu," katanya.
BACA JUGA:
Ersya juga terinspirasi oleh kata-kata dari Taylor Swift yang membuatnya semakin yakin untuk tetap menjadi dirinya sendiri.
"Cuman kayak gue merasa ini dari Taylor Swift deh kayaknya. Dia pernah ngomong kayak gini. Kayak ya lo mau ngapain aja pasti akan ada yang nggak suka. Jadi ya you might as well just do whatever you want gitu loh. Jadi ya di pikiranku kita yang tau diri kita sendiri siapa. Mau orang lain di luar sana menerimanya seperti apa itu udah jadi urusan mereka. Dan bukan urusan kita," pungkasnya.